People of the 2 villages meet in a gathering.

Riuh rendah di Bayu Kencana, Meraikan nelayan pulang bersama

Berarak gemawan tinggi di angkasa, Bayu berbisik merdu suara

Rindukan  suami terubat sudah, Rindukan isteri bermimpi indah

Uda dan Dara berbalas madah, Budaya bangsa akan dipersembah

Jiran sekampong datang bertandang, Temasya ria lagu berkumandang

Tari menari adat disandang, Di atas tikar makanan terhidang

Penghulu dan beberapa orang dari Desa Sinar Suria datang ke temasya di Desa Bayu Kencana sambil membawa buah tangan berupa buah buahan tempatan dan memberikan pada Penghulu Bayu Kencana. Mereka meraikan dengan tarian ala lambak pemuda pemuda disitu bermain sepak raga sementara kanak kanak berlarian di segenab ruang sementara anak gadis disitu melayan tetamu yang hadir.

An argument then takes place which starts from a fight between 2 children who are playing.

Mothers of the two children intervene and they themselves get involved in the fight.

Dalam kesibukan temasya terjadi suatu pergaduhan antara kanak kanak yang sedang bermain tadi.

Seorang ibu meleraikan pergaduhan itu dan memarahi kanak-kanak yang bergaduh dengan anak nya.

Sementara seorang ibu lain datang untuk mendapatkan anaknya yang lagi satu. Kedua-dua ibu tadi

bertengkar dan ini disusuli dengan suami mereka, pergaduhan dan pertengkaran.

Fathers of the children too get involved in an argument.

Ayah kepada anak-anak pula masuk campur dan mereka pun bertengkar.

The headmen of the two villages intervene and get their fellow villagers to go home.

Penghulu kedua buah desa tadi cuba meleraikan kedua pihak yang berkelahi tetapi tidak berjaya.

Babak ini berakhir dengan penghulu kedua kampung mengajak penduduk masing-masing pulang.

----------------------------------------------------End of Scene 3---------------------------------------------------

Scene 4 / Babak 4: The Fights & Arguments / Pergaduhan

Fights and arguments occurred often. Gossip has become so prevalent

that the people of the 2 villages do not talk to each other anymore.

They keep busy with their own activities.

Merkah seludang terserlah arai, Ditiup angin layangan berarak,

Desa yang aman bersalut damai, Menjadi dingin angkara kekanak

Penduduk Desa Sinar Suria dan Desa Bayu Kencana sedang bersantai. Ada yang sedang bermain sepak raga,

gadis di desa sedang berkumpul berlatih menari, ada sekumpulan gadis sedang bermain conggak,

sekumpulan remaja sedang berlatih kompang dan kumpulan pesilat-pesilat dari kedua

buah kampung berlatih silat menurut jurus masing-masing. 

An argument breaks out between sepak raga players from the fishing village and kompang

players from the farming village. The sepak raga players claim that the kompang is played too loud.

Pergaduhan terjadi antara pemain kompang Desa Sinar Suria dengan pemain sepak raga Desa Bayu Kencana.

The silat proponents of the 2 villages also begin to fight each other.

The two headmen manage to stop the fights. However, hard feelings still prevail.

Pesilat dari kedua desa juga berkelahi. Kedua-dua pergaduhan dapat

dileraikan oleh kedua penghulu desa. Namun hati mereka masih terluka.

Huru hara tiada terkira!

Desa seberang kan merasa!

Biar putus ikatan saudara!

Namun nak berbaik niat tiada

Biar lautan dilanda gelora!

Gunung kudaki kudaki juga

Maruah Desa harus dijaga

----------------------------------------------------End of Scene 4---------------------------------------------------

Scene 5 & 6: Click Here