FUCHUN COMMUNITY CLUB

Malay Activity Executive Committee

 

@ 1 Woodlands St 31 Singapore

 

 

Serumpun

Of One Root

 

A Taridra (Dance-Drama) Presented By

Fuchun Community Club 

Malay Activity Executive Committee

 

At The Official Opening

Of Malay Heritage Centre

on 4 & 5 June 2005

 

 

 

 

 

Scene 5  &  Scene 6  on this page

 

 

Scene 5 / Babak 5: The Hurricane / Ribut Taufan

 

Then disaster strikes. The two villages are hit by severe hurricane

and rain storm. The blue flags symbolise the terrible waves that come upon

the two villages, destroying them and carrying the people away.

 

Masa berlalu tidak menentu

Musibah nan tiba bagai diseru

Ribut tiba tak mengenal waktu

Kudrat Illahi siapa yang tahu

 

Ribut taufan dengan gelombang dahsyat melanda kedua-dua desa. Penduduk

dari kedua desa terhuyung-hayang terikut gelombang, ribut dan angin kencang

yang melanda. Renda biru yang dihayun melambangkan hujan dan ribut.

 

 

Their lives are severely affected and the relationship between them is no longer

that of enemies but that of friends. They help each other in times of need

with their lives and livelihood threatened by the disaster that befalls on them.

 

Semua penduduk kedua desa terbaring bergelimpangan. Mereka bangun

dan menolong satu sama lain walaupun dari lain kampung.

 

 Terjadinya musibah membawa hikmah

Tolong menolong pengubat gelisah

Tiada yang gusar tiada yang resah

Buat iktibar sebuah al kisah

 

 

----------------------------------------------------------End of Scene 5-----------------------------------------------------------

 

 

Scene 6 / Babak 6: The Wedding / Persandingan

 

           
           

 

Finally, the 2 villages recover from the disaster and the cracks

in their relationship are now forgotten as they become close again.

The story ends with a wedding between a couple from the 2 villages.

 

Suatu majlis persandingan berlangsung di antara teruna dari Desa Bayu Kencana

dan dara dari Desa Sinar Suria.  Bila nobat dimainkan rombongan pengantin lelaki dari

Desa Bayu Kencana berarak bersama kumpulan kompang, silat dan tarian berjalan

menuju ke desa pengantin perempuan. Pengantin lelaki disambut dengan Silat Pengantin.

 

 

Sebelum masuk di kawasan di mana pengantin perempuan menunggu, mereka dihadang

oleh dua penduduk Desa Sinar Suria. Setelah suatu perbincangan selesai dan wang pintu masuk

dibayar, pengantin lelaki dan rombongannya diizinkan untuk meneruskan perjalanan ke Pelamin.

 

           
           
           

 

Mereka kemudian disekat pula oleh Mak Andam. Maka terjadilah perbincangan

berbentuk berbalas pantun antara Pak Andam dan Mak Andam:

 

Pak Andam:

Langit petang berwarna biru

Bayu bercinta karam di lautan

Kita bertandang hendak bertemu

Puteri jelita manis rupawan

 

Mak Andam:

Bayu bercinta karam di lautan

Pipit di bendang lemas di darat

Puteri jelita manis rupawan

Boleh di pandang tapi bersyarat

 

Pak Andam:

Sebagai lambang persaudaraan

Upacara persandingan diadakan

Dara petani teruna nelayan

Diatas singgahsana di temukan

 

Mak Andam:

Tererat sudah tali perikatan

Antara dua desa jadi pakatan

Adat budaya jadi sanjungan

Mengakhiri suatu persembahan

 

Setelah selesai Pak Andam dan Mak Andam berpantun, pengantin lelaki

didudukan disebelah pengantin perempuan. Tepung tawar di tabur ke atas kedua

mempelai. Lagu Asli Melayu dimainkan yang mana semua hadir menari sama.

 

---------------------------------------------------------- End of Scene 6 & the Story-----------------------------------------------------------

 

Back to Scene 1 & 2: Click Here    

 

 


 

We appreciate your feedback very much. Please e-mail us at:

fuchunccmaec@marsiling.org.sg

 

 

Home Page | Foreword | Committee Members | Schedule of Activities

Our Diary of Activities | Coming Soon | Our Links | Application Form

 

 Contact us at:

Tel: 63656911
Fax: 63657472

1, Woodlands Street 31, Singapore 738581

Email: fuchunccmaec@marsiling.org.sg